Pati Dino
Pati Dino di pakai dalam masyarakat Jawa untuk pedoman waktu bepergian.
Dikisahkan di dalam Kitab Centhini jilid 3, Mas Ceboleng ingin meninggalkan Padepokan Ki Ajar Amat Tengara di Ngeksigondo. Maka segeralah Mas Cebolang pamitan dengan Ki Ajar.
”Jika Sang Wiku menyetujui, besok pagi saya meninggalkan Ngeksiganda”
Sang Wiku, sebutan Ki Amat Tengara mengangguk-angguk, ia menyarankan jika ingin berpergian, perlulah kiranya untuk menghitung arahnya, karena hal tersebut dipercaya berkaitan dengan keselamatan seseorang yang hendak berpergian. Selanjutnya Sang Wiku Ki Ajar Amat Tengara membeberkan perhitungan arah berpergian berdasarkan ilmu perhitungan yang sudah ada, tinggalan para leluhur. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Mengetahui Rumus angka berdasarkan tinggalan para leluhur yang antara lain adalah:
B. Rumus angka Hari
Senin = 4
Selasa = 3
Rabu = 7
Kamis = 8
Jumat = 6
Sabtu = 9
Minggu = 5
C. Rumus angka Pasaran
Kliwon = 8
Legi = 5
Paing = 9
Pon = 7
Wage = 4
A. Rumus angka arah Mata angin,
Ke Timur = 1
Ke Selatan = 2
Ke Barat = 3
Ke Utara = 4
Bagi yang ingin berpergian rumus- rumus tersebut dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui Hari dan Pasaran yang tidak baik pengaruhnya terhadap arah, atau yang disebut Pati Dina
Misalkan:
Jika mau berpergian pada hari Minggu Wage, agar selamat tidak menemui halangan satu pun, perlu menghindari arah yang pada hari Minggu Wage pengaruhnya tidak baik atau disebut Pati Dina Minggu Wage.
Cara menghitungnya adalah:
Minggu Wage. Minggu = 5 dan Wage = 4, jumlahnya = 9
Angka sembilan dihitung mulai dari angka satu (Timur), dua (Selatan), tiga (Barat), empat (Utara) dan angka lima kembali ke (Timur), enam (Selatan), tujuh ( Barat), delapan (Utara), dan angka sembilan kembali ke Timur lagi.
Jadi untuk Pati Dina Minggu Wage yang berjumlah sembilan adalah arah Timur. Disarankan jika mau berpergian pada hari Minggu Wage jangan ke arah Timur, karena banyak halangannya. Namun Jika terpaksa pada Hari Minggu Wage harus berpergian ke arah Timur, dapat disiasati dengan cara, waktu keluar Rumah jangan mengarah ke arah Timur. Rumus angka Hari
Senin = 4
Selasa = 3
Rabu = 7
Kamis = 8
Jumat = 6
Sabtu = 9
Minggu = 5
Rumus angka Pasaran
Kliwon = 8
Legi = 5
Paing = 9
Pon = 7
Wage = 4
Rumus angka arah Mata angin,
Ke Timur = 1
Ke Selatan = 2
Ke Barat = 3
Ke Utara = 4
Tulisan terdahulu telah dihitung bagi yang mau berpergian pada hari Minggu Wage. Dengan rumus yang ada, Minggu = 5 dan Wage = 4, jumlahnya = 9 Angka sembilan dihitung mulai dari angka satu (Timur), dua (Selatan), tiga (Barat), empat (Utara) dan angka lima kembali ke (Timur), enam (Selatan), tujuh ( Barat), delapan (Utara), dan angka sembilan kembali ke Timur.
Dengan perhitungan tersebut, jika mau berpergian pada hari Minggu Wage, sebaiknya tidak ke arah Timur. Karena arah Timur bagi yang mau berpergian pada hari Minggu Wage pengaruhnya tidak baik atau disebut Pati Dina. Selengkapnya adalah untuk:
Pati Dina arah Timur adalah:
Hari dan Pasaran yang berjumlah 9 yaitu : Minggu Wage dan Senin Legi.
Hari dan Pasaran yang berjumlah 13 yaitu : Senin Paing, Minggu Kliwon, Kemis Legi, Jumat Pon, Sabtu Wage,
Hari dan Pasaran yang berjumlah 17, yaitu : Kamis Paing dan Sabtu Kliwon,
Pati dina arah Selatan adalah:
Hari dan Pasaran yang berjumlah 10 yaitu: Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi
Hari dan Pasaran yang berjumlah 14, yaitu : Rabo Pon, Jumat Kliwon, Sabtu Legi dan Minggu Paing.
Pati Dina arah Barat adalah :
Hari dan Pasaran yang berjumlah 7, yaitu : Selasa Wage
Hari dan Pasaran yang berjumlah 11, yaitu : Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat Legi
Hari dan Pasaran yang berjumlah 15, yaitu : Rebo Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Paing.
Pati Dina arah Utara adalah :
Hari dan Pasaran yang berjumlah 8, yaitu: Senin Wage dan Selasa Legi
Hari dan Pasaran yang berjumlah 12, yaitu : Minggu Pon, Senin Kliwon, Selasa Paing, Rabu Legi dan Kamis Wage
Hari dan Pasaran yang berjumlah 16, yaitu: Rebo Paing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon.
Pati Dina ditengah adalah : Sabtu Paing.
Menanggapi perhitungan orang mau berpergian yang disebut Pati Dina ini, serat Centhini jilid 3, Pupuh 184, pada 41 dengan jenis tembang Pocung, menyarankan demikian: Lamun maksih omber singkirana kulup, etang kang tan arja, mung yen kaslepeg ywa gigrig, tyas kang kandel kumandel Suksma Kawekas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar