Rabu, 14 Oktober 2015

LABUHAN AGENG SURAN PANTAI SEMBUKAN WONOGIRI

Tradisi dan Budaya Labuhan Ageng Suran Pantai Sembukan Wonogiri

Labuhan Ageng Suran Pantai Sembukan Wonogiri

Paranggupito, 13-10-2015.Pantai Sembukan yang merupakan objek wisata pantai di Kabupaten Wonogiri terletak di Desa Sembukan, Kecamatan Paranggupito, atau sekitar 60 km dari pusat kota Wonogiri. Pantai Sembukan adalah sebuah lokasi yang dipercaya sakral oleh Keraton Kasunanan Surakarta karena dianggap sebagai gerbang ke-13 penguasa Laut Selatan, Nyi Roro Kidul.

Kesakralan lokasi ini terasa makin lengkap karena sejak era Kerajaan Mataram terdapat sebuah ritual yang rutin digelar setiap malam1 Suro yaitu ritual Labuhan Ageng Suran atau Larung Ageng Suran. Dan seiring dengan perkembangan zaman, ritual yang sakral itu kini dibalut dalam sebuah keramaian yang mirip dengan festival budaya. Dimana dalam penyelenggaraannya tidak hanya terdapat larung ageng atau larung sesaji saja tetapi juga kirab budaya dan pertunjukan budaya.

Ritual Labuhan Ageng ini adalah salah satu dari sekian banyak ritual yang digelar di malam 1 Suro. Sedangkan maksud dari digelarnya ritual yang telah berlangsung secara turun temurun ini adalah untuk menciptakan keselarasan hidup. Karena itu, kegiatan sejenis ini banyak disebut sebagai sedekah bumi.

Prosesi Labuhan Ageng Pantai Sembukan

Dari dahulu hingga sekarang dalam setiap prosesi Larung Ageng, masyarakat menyertakan kepala sapi sebagai salah satu sesaji yang dihanyutkan di Pantai Selatan.

Prosesi dimulai pada malam hari dengan rombongan peserta kirab memasuki kawasan Pantai Sembukan. Rombongan peserta itu terdiri dari barisan putri domas, rombongan pembawa jodang yang berisi sesaji berupa kenduri, serta rombongan pembawa gunungan yang terbuat dari berbagai hasil bumi.

Iring-iringan musik dari gamelan dimainkan saat ritual ini berlangsung. Dan dengan dipimpin oleh juru kunci Pantai Sembukan, rombongan menuju tepi pantai. Beberapa sesaji nantinya akan dihanyutkan ke Pantai Selatan namun beberapa lainnya jadi rebutan warga yang hadir.

Seluruh prosesi penghanyutan sesaji ini dilaksanakan tepat sebelum digelarnya pentas wayang kulit. Begitu seluruh prosesi tadi selesai, dalang dalam pementasan pun akan segera memainkan wayang kulit semalam suntuk.

Waktu pelaksanaan ritual Larung Ageng

Dalam situs resmi pemerintah Kabupaten Wonogiri disebutkan bahwa waktu pelaksanaan ritual ini adalah setiap hari Kamis Wage malam Jumat Kliwon pada bulan Suro. Namun pada kenyataannya, ritual ini lebih sering digelar setiap malam 1 Suro seperti pada 13 Oktober 2015, 1 Muharram 1437 yang jatuh pada Selasa Kliwon.



prapto gypsum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar