Kamis, 20 November 2014

KISAH SEORANG PEMUDA YANG MENEMUKAN APEL

Alkisah ada seorang pemuda
yang ingin pergi menuntut ilmu .
Di tengah perjalanan dia haus
dan singgah sebentar di sungai
yang airnya jernih. dia langsung
mengambil air dan meminumnya.
tak berapa lama kemudian dia
melihat ada sebuah apel yang
terbawa arus sungai, dia pun
mengambilnya dan segera
memakannya. setelah dia
memakan segigit apel itu dia
segera berkata "Astagfirullah"
Dia merasa bersalah karena telah
memakan apel milik orang lain
tanpa meminta izin terlebih
dahulu . "Apel ini pasti punya
pemiliknya, lancang sekali aku
sudah memakannya . Aku harus
menemui pemiliknya dan
menebus apel ini".
Akhirnya dia menunda
perjalanannya menuntut ilmu dan
pergi menemui sang pemilik apel
dengan menyusuri bantaran
sungai untuk sampai kerumah
pemilik apel . Tak lama kemudian
dia sudah sampai ke rumah
pemilik apel . Dia melihat kebun
apel yang apelnya tumbuh
dengan lebat.
"Assalamualaikum.. . ."
"Waalaikumsalam wr. wb. ". Jawab
seorang lelaki tua dari dalam
rumahnya.
Pemuda itu dipersilahkan duduk
dan dia pun langsung
mengatakan segala sesuatunya
tanpa ada yang ditambahi dan
dikurangi. Bahwa dia telah
lancang memakan apel yang
terbawa arus sungai.
"Berapa harus kutebus harga
apel ini agar kau ridha apel ini
aku makan pak tua ". tanya
pemuda itu .
Lalu pak tua itu menjawab . "Tak
usah kau bayar apel itu, tapi kau
harus bekerja di kebunku selama
3 tahun tanpa dibayar, apakah
kau mau ?"
Pemuda itu tampak berfikir,
karena untuk segigit apel dia
harus membayar dengan bekerja
di rumah bapak itu selama tiga
tahun dan itupun tanpa digaji ,
tapi hanya itu satu - satunya
pilihan yang harus diambilnya
agar bapak itu ridha apelnya ia
makan. "Baiklah pak , saya mau . "
Alhasil pemuda itu bekerja di
kebun sang pemilik apel tanpa
dibayar. Hari berganti hari,
minggu, bulan dan tahun pun
berlalu . Tak terasa sudah tiga
tahun dia bekerja dikebun itu.
Dan hari terakhir dia ingin pamit
kepada pemilik kebun.
"Pak tua , sekarang waktuku
bekerja di tempatmu sudah
berakhir, apakah sekarang kau
ridha kalau apelmu sudah aku
makan?"
Pak tua itu diam sejenak .
"Belum. "
Pemuda itu terhenyak . "Kenapa
pak tua , bukankah aku sudah
bekerja selama tiga tahun di
kebunmu ."
"Ya, tapi aku tetap tidak ridha jika
kau belum melakukan satu
permintaanku lagi . "
"Apa itu pak tua ?"
"Kau harus menikahi putriku ,
apakah kau mau ?"
"Ya, aku mau. " jawab pemuda itu .
Bapak tua itu mengatakan lebih
lanjut . "Tapi , putriku buta , tuli ,
bisu dan lumpuh , apakah kau
mau?"
Pemuda itu tampak berfikir,
bagaimana tidak. . .dia akan
menikahi gadis yang tidak pernah
dikenalnya dan gadis itu cacat,
dia buta , tuli , dan lumpuh .
Bagaimana dia bisa
berkomunikasi nantinya? Tapi
diap un ingat kembali dengan
segigit apel yang telah
dimakannya . Dan dia pun
menyetujui untuk menikah
dengan anak pemilik kebun apel
itu untuk mencari ridha atas apel
yang sudah dimakannya .
"Baiklah pak , aku mau ."
Segera pernikahan pun
dilaksanakan. Setelah ijab kabul
sang pemuda itupun masuk
kamar pengantin . Dia
mengucapkan salam dan betapa
kagetnya dia ketika dia
mendengar salamnya dibalas
dari dalam kamarnya. Seketika
itupun dia berlari mencari sang
bapak pemilik apel yang sudah
menjadi mertuanya.
"Ayahanda. .. siapakah wanita
yang ada didalam kamar
pengantinku? Kenapa aku tidak
menemukan istriku ?"
Pak tua itu tersenyum dan
menjawab . "Masuklah nak , itu
kamarmu dan yang di dalam
sana adalah istrimu. "
Pemuda itu tampak bingung.
"Tapi ayahanda , bukankah istriku
buta , tuli tapi kenapa dia bisa
mendengar salamku ?
Bukankah dia bisu tapi kenapa
dia bisa menjawab salamku?"
Pak tua itu tersenyum lagi dan
menjelaskan . "Ya, memang dia
buta , buta dari segala hal yang
dilarang Allah . Dia tuli , tuli dari
hal- hal yang tidak pantas
didengarnya dan dilarang Allah .
Dia memang bisu , bisu dari hal
yang sifatnya sia -sia dan
dilarang Allah , dan dia lumpuh ,
karena tidak bisa berjalan ke
tempat - tempat yang maksiat. "
Pemuda itu hanya terdiam dan
mengucap lirih : "Subhanallah. . .. ."
Dan merekapun hidup
berbahagia dengan cinta dari
Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar