Kamis, 02 Oktober 2014

4 TINGKATAN ILMU MA'RIFAT

4 TINGKATAN ILMU MA'RIFAT

Akhir-akhir ini kata-kata ” Ma'rifat ” sering
terdengar ditelinga kaum muslimin Indonesia,
tingkatan ilmu ini seringkali dipahami
dengan tingkatan ilmu yang paling tinggi.

Lalu apasih sebenarnya ma'rifat itu ?

Syaikh
Haji Ahmad Rifa’i memberikan penjelasan
bahwa yang dimaksud dengan ma'rifat yaitu:
” Pemandenge ati tan kesamaran Ing Alloh
dzat wajibul wujud tinemune, luweh sempurno
ora ono kekurangane, dipandheng kelawan
nurulloh peparingane kang diselehaken ing
dalem telenge atine, dadi hasil waspodo ati
tiningalan, ing barang opo penggawe saking
pangeran qodrat, irodat, ilmu tan ono liyane,iku pemandenge kang arane wong ma'rifat.

Artinya:
Pandangan hati kepada Alloh wajibul
wujud yang Maha sempurna lagi tiada cela,
Dipandang dengan Nurulloh, cahaya
pemberian Allah yang diletakkan dalam mata
hati, sehingga hati menjadi waspada dan
penuh kesadaran bahwa apapun perbuatan
yang dilakukan merupakan perbuatan Allah
dan tiada lain merupakan qudrat, irodat serta
IlmuNya yang maha sempurna, itulah yang
dinamakan pandangan orang ahli ma'rifat .

Jadi yang dimaksud dengan ilmu ma'rifat
menurut Syaikh Ahmad Rifa’i adalah selalu
melihat fenomena yang terjadi dialam raya
ini serta apa yang terjadi pada dirinya
merupakan wujud dari qodrat, irodat dan
ilmu dari Allah swt.

Dengan demikian yang
dimaksud dengan orang yang arifun billah
adalah orang yang senantiasa melihat Allah
melalui bukti-bukti akan kekuasaan Allah
yang tergambar dengan sangat jelas dari
lubuk hatinya.

Melihat Allah dengan mata kepala adalah hal
yang tidak mungkin dilakukan di dunia ini,
akan tetapi melihatnya dengan mata hati
dapat dilakukan oleh mereka para pencariNya
dengan jalan memperhatikan makhluk
ciptaanNya yang senantiasa menunjukkan
eksistensi kholiqnya, itulah sebenarnya ilmu
ma'rifat.

Sudahkah kita berma'rifat ?

Jika sudah,
bersyukurlah kepada Allah atas nikmat yang
diberikanNya, namun jikalau belum,
perhatikanlah apa yang ada pada diri kita.

Wa fil ardhi aayaatul lil muuqiniiin, wa fi
anfusikum afalaa tubshiruun.
" Dan di bumi
ada ayat bagi orang-orang yang yakin, dan
juga didalam diri kalian, apakah kalian tidak
memperhatikannya?"

Ada 4 tingkatan ilmu ma'rifat , yaitu :

1. Ilmu Syariat Syara’a artinya jalan, dapat
dimaksudkan sebagai hukum, metode.
Syariat ini tertuang didalam hukum-hukum fikih
yang harus dipahami dan dikerjakan sesuai
dengan aturan-aturan yang ada.
Tingkatan kesadaran: ada milikku, ada milikmu.

2. Ilmu Tarekat Thoraqo artinya jalan,
perbedaannya dengan syara’a: kalau syara’a
jalan di dalam kota, maka thoraqo jalan ke
luar kota yang lebih panjang. Oleh sebab itu,
maka tarekat disebut juga jalan untuk
memahami hakekat.
Orang yang
menggunakan jalan ini disebut penganut
tarekat, yang dipimpin oleh seorang guru
tarekat.
Mereka yang memasuki tarekat
berkehendak untuk mendapatkan ridha Allah,
dan disebut al-muridin atau salik atau orang
yang menuntut ilmu suluk. Banyak sekali
perkumpulan tarekat seperti Naqsabandiah,
Qadiriah, Tijaniah, Sanusiah, dsb. Pengikut
tarekat melakukan wirid-wirid tertentu yang
dibimbing oleh guru tarekat.

Tingkat kesadaran: milikku adalah milikmu dan
milikmu adalah milikku.

3. Ilmu hakekat Haqqo artinya kebenaran.

Wujud dari kebenaran yang dapat dilihat
adalah kejujuran, keadilan cinta kasih.
Pada tingkatan ini orang telah memahami makna
ibadah yang dilakukan, misalnya “sholat
mencegah kemunkaran”, makna berzakat,
makna berpuasa, makna berhaji.
Ilmu ini juga disebut ilmu batin.
Kenapa pula ilmu ini
juga dikatakan ilmu batin?

Ini kerana roh
atau hati memang tidak dapat dilihat oleh
mata kepala.
Ia adalah makhluk yang
tersembunyi.
Maka ilmu ini dinamakan ilmu
batin kerana ia membahaskan tentang hati
dan sifat-sifatnya yang memang tidak dapat
dilihat dengan mata lahir tapi dapat dilihat
oleh mata batin.

Tingkat kesadaran: tidak
ada milikku, tidak ada milikmu.

4. Ilmu ma'rifat Asal katanya arofa.

artinya:
tahu ,kenal pada Sang Pencipta.
Batinnya sudah dekat dengan Allah.
Semua gerakannya lillahitaala, dan janji Allah untuk
membantu setiap aktivitas orang tersebut.

Kata sebagian orang: “Ilmu ini sangat langka
dan sakral.
Tak sembarang orang bisa
meraihnya, kecuali para wali yang telah
sampai pada tingkatan ma’rifat.

Wallohu A’lam.(prapto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar